Eps. 9: Jalan Kaki Keliling Kuala Lumpur? Kenapa nggak?
Kami kembali menuju Kuala Lumpur masih menggunakan KTM Komuter, masih dengan harga tiket yang sama, dan menuju stesen yang sama pula. Bedanya, karena stesen Batu Caves ini adalah stesen terminus, maka train berhenti cukup lama di stesen ini. Dan juga karena belum banyak penumpang yang naik, maka train juga masih cukup sepi penumpang, bahkan dalam satu gerbong penumpangnya cuma kami berdua. Enak lah bisa selonjoran.
Berbekal hasil blogwalking sebelumnya, gue memantapkan hati untuk mengikuti jejak-jejak traveller lain yang sudah berhasil mengelilingi Kuala Lumpur dengan berjalan kaki. Ya, bukan juga keliling kotanya dari ujung ke ujung sih, tapi lebih tepatnya keliling tempat wisata yang berdekatan di sekitar pusat kota Kuala Lumpur. Tempat-tempat wisata ini terletak cukup berdekatan dan tentunya gratis dong. Hahaha.
Perjalanan kita mulai dengan naik LRT ke Masjid Jamek
Dari stesen Kuala Lumpur, kita menyebrang ke stesen LRT Pasar Seni dan naik LRT menuju Masjid Jamek. Stesen LRT Masjid Jamek hanya berjarak satu stesen saja dari stesen LRT Pasar Seni, dan hanya memakan ongkos sebesar RM 1.30. Sebenarnya bisa juga sih jalan kaki dari Pasar Seni ke Masjid Jamek, tapi karena pertimbangan malas dan panas kepraktisan, kita lebih memilih naik LRT. FYI, Masjid Jamek bisa kalian capai baik dengan LRT Laluan Kelana Jaya atau Laluan Ampang/Sri Petaling.
Masjid Jamek
Keluar dari stesen LRT Masjid Jamek, kalian langsung akan menemui Majid Jamek ini. Masjid Jamek atau nama lengkapnya Masjid Jamek Sultan Abdul Samad, adalah salah satu masjid tertua di Kuala Lumpur. Masjid ini terletak di titik pertemuan antara Sungai Klang dan Sungai Gombak, yang dapat diakses dari Jalan Tun Perak.
Kebetulan waktu itu kita datang pas Masjid Jamek sedang ada renovasi. Kita tidak diperbolehkan masuk karena belum masuk waku sholat, jadi waktu itu cukup lihat dari luar saja.
NB: Karena udah kecewa duluan gabisa masuk liat-liat Masjid Jamek, akhirnya baru nyadar kalo nggak ada sama sekali foto di Masjid Jamek, jadi maafin yak ga ada fotonya Masjid Jamek.
Dataran Merdeka (Merdeka Square)
Setelah dari Masjid Jamek, beloklah ke kiri kembali ke Jalan Tun Perak. Jalan lurus sampai ke persimpangan, kemudian belok ke kiri lagi. Masuk di Jalan Raja, kalian akan menemui suatu bangunan cantik di sebelah kiri, bangunan itu adalah Dewan Bandaraya Kuala Lumpur. Berjalanlah lurus kembali sampai menemui sebuah lapangan, lapangan inilah yang disebut Dataran Merdeka.
Karena waktu itu kita sampai pas tengah hari, jadi kita istirahat ngadem dulu di sebuah taman kecil yang ada di bagian ujung Dataran Merdeka, ditambah semprotan air mancur yang sedikit menyegarkan, ditambah lagi ada WiFi gratis. Seger!
Dataran Merdeka ini adalah sebuah tempat yang bersejarah bagi Malaysia. Di lapangan inilah pada tanggal 31 Agustus 1957, bendera Inggris diturunkan dan bendera Malaysia dinaikkan untuk pertama kalinya. Di bagian ujung lain lapangan ini terdapat tiang bendera setinggi 95 meter, menjadikan tiang bendera ini sebagai salah satu tiang bendera tertinggi di dunia. Di sekitar Dataran Merdeka terdapat beberapa bangunan bersejarah lainnya, antara lain Bangunan Sultan Abdul Samad, Katedral St. Mary, Royal Selangor Club, Muzium Muzik, Muzium Tekstil dan Kuala Lumpur City Gallery.
Kuala Lumpur City Gallery
Berjalanlah lurus mengikuti Dataran Merdeka, dan di ujung dekat tiang bendera akan kalian temui Kuala Lumpur City Gallery. Dari kejauhan pasti kalian bisa mengetahui tempat ini, yang ditandai dengan tulisan “I ❤️ KL” dengan warna merah mencolok. Jangan lupa melakukan foto bersama tulisan ikonik ini dulu, agar sah kunjungan kalian ke KL City Gallery. Tapi ingat ya, harus antri dengan tertib!
Masuk ke KL City Gallery ini akan dikenai tiket masuk sebesar RM 5 saja. Sebenernya bisa dibilang gratis sih. Soalnya tiket ini semacam voucher gitu, jadi kalian bisa tukarkan dengan makanan atau minuman atau suvenir nanti waktu mau keluar dari tempat ini, dengan harga RM 5 juga. Jadi, jika makanan atau minuman atau barang yang kalian mau harganya lebih dari RM 5, tinggal nambah kurangnya aja, tapi kalau harganya kurang dari RM 5 kayaknya nggak dikasih kembalian deh. Jadi, ambil sesuai harga aja. *pantang rugi*
Di dalam KL City Gallery ini ada apa aja sih? Banyak! Jadi, sebenernya tempat ini adalah tourist information centre yang didalamnya menyimpan berbagai miniatur replika bangunan terkenal di Kuala Lumpur. Nggak hanya miniaturnya kok, tetapi ada juga foto dan lukisan tentang sejarah Kuala Lumpur disertai dengan penjelasannya.
Naik ke lantai dua, kalian akan disuguhi ruangan yang penuh dengan maket pemandangan kota Kuala Lumpur. Ketika pertunjukan dimulai, lampu ruangan akan dimatikan dan diputar video tentang sejarah pembangunan kota Kuala Lumpur hingga sekarang. Video akan disuguhkan dengan tiga bahasa, yakni Melayu, Inggris dan Mandarin. Selama pemutaran video, maket ini akan menyala dengan lampu warna-warni sesuai dengan informasi yang diberikan lewat video. Jadi, dengan bantuan teknologi multimedia ini, pengunjung akan lebih mudah memahami bagaimana perkembangan kota Kuala Lumpur.
Kembali ke lantai 1, sebelum keluar ada area kafe dan suvenir. Terdapat berbagai macam suvenir yang dijual disini, dari yang berukuran kecil sampai yang berukuran besar. Memang, rata-rata harga suvenir yang dijual disini lebih mahal daripada suvenir yang dijual di Petaling Street, tapi kualitas tetap menjadi nomor satu disini. Jika kalian tidak ingin menukarkan voucher dengan suvenir, tukarkan saja dengan makanan atau minuman. Waktu itu kita tukarkan voucher dengan Teh Tarik seharga RM 5, karena males nombok jadi cari yang harganya sama saja. Lumayan kan habis capek jalan kaki, nikmatin minuman di ruangan ber-AC dan ber-WiFi, sambil ngumpulin tenaga untuk jalan kaki lagi.
Masjid Negara Malaysia
Keluar dari KL City Gallery, berjalanlah lurus sampai bertemu persimpangan dan belok kanan. Berjalanlah lurus melalui Jalan Sultan Hishamuddin, melewati sebuah terowongan dan sampailah di sebuah Masjid yang terlihat lain dari Masjid pada umumnya.
Masjid yang diresmikan pada tahun 1965 ini merupakan lambang keagungan Islam sebagai agama resmi di Malaysia. Selain bentuk Masjid yang modern, hal lain yang sangat mencolok dari Masjid ini adalah sebuah minaret setinggi 73 meter. Bentuk atap Masjid ini pun unik, menyerupai sebuah payung yang terbuka dengan 16 titik.
Karena sudah masuk waktu sholat Dhuhur, gue pun menyempatkan diri untuk menunaikan sholat. Sepertinya Masjid ini juga digunakan untuk sebuah sekolah, karena pada saat itu bisa gue lihat banyak anak-anak kecil menggunakan baju seragam sekolah khas Malaysia. Benar saja, waktu itu gue juga sempat lihat anak-anak tersebut sedang belajar gerakan dan bacaan sholat.
Setelah sholat, gue sempatkan waktu sebentar untuk sedikit mengelilingi masjid ini dan mengagumi keindahannya. Jika kalian membawa botol kosong juga bisa isi air minum disini, karena disediakan tempat pengisian air minum juga. Hal lain yang sangat gue apresiasi adalah tersedianya WiFi gratis di dalam Masjid. Alhamdulillah. *fakir WiFi*
Bangunan Ibu Pejabat Keretapi Tanah Melayu (KTM) Berhad
Keluar dari Masjid Negara, kembalilah berjalan dengan arah yang sama. Tidak jauh dari Masjid Negara, kalian akan menemui sebuah bangunan cantik berwarna cokelat. Bangunan ini adalah Bangunan Ibu Pejabat Keretapi Tanah Melayu (KTM) Berhad.
What?? Ibu Pejabat?? Istrinya Pak Pejabat dong. Tentu saja bukan! Ibu Pejabat yang dimaksud disini adalah sama dengan Headquarters dalam Bahasa Inggris, atau kalau dalam Bahasa Indonesia artinya sama dengan Kantor Pusat. Jadi, bangunan ini adalah Kantor Pusat yang mengelola seluruh aktifitas bisnis dari Keretapi Tanah Melayu (KTM).
Desain bangunan yang cantik menjadi ciri khas dari bangunan ini. Dirancang dengan arsitektur bergaya Moor, dengan mengaplikasikan elemen arsitektur Islam seperti yang biasa terlihat pada kubah Masjid.
Stesen Kuala Lumpur
Stesen Kuala Lumpur terletak di seberang Bangunan Ibu Pejabat KTM Berhad, hanya dipisahkan dengan sebuah ruas jalan saja. Walaupun begitu, jangan menyeberang jalan di tempat ini, karena di sepanjang median jalan dan di sepanjang trotoar terdapat pagar, sehingga kalian tidak akan bisa menyeberang jalan disini. Oleh karena itu, gunakanlah terowongan penyeberangan yang terletak pas di depan Bangunan Ibu Pejabat KTM Berhad.
Stasiun Kuala Lumpur ini terlihat sangat kontras dibandingkan dengan bangunan yang ada di seberang dengan warna putihnya. Sebelumnya, stasiun ini merupakan stasiun sentral yang digunakan sebagai pusat kereta api, namun sekarang kedudukannya telah digantikan oleh Kuala Lumpur Sentral. Hingga saat ini, stasiun ini masih berfungsi untuk melayani KTM Komuter.
Masih kuat? Lanjut lagi yuk!
To be continued…